Kamis, 22 Januari 2009

BAB VII ETIKA DISKRIMINASI PEKERJAAN

Tujuan tindakan afirmatif adalah untuk memberikan suatu cara bagi negara kita guna mengatasi diskriminasi gender dan ras agar semua orang memperoleh kesempatan yang sama untuk mengembangkan, melaksanakan, mencapai dan memberikan sumbangan. Tindakan afirmatif merupakan usaha untuk mengembangkan suatu pendekatan sistematis untuk membuka pintu bidang pendidikan, ketenagakerjaan, dan pengembangan peluang bisnis bagi individu-individu yang berpotensi dan kebetulan menjadi anggota kelompok-kelompok yang telah lama mengalami dikriminasi.
Sifat Diskriminasi Pekerjaan
Arti dasar dari istilah dikriminasi adalah “membedakan satu objek dari objek lainnya”, suatu tindakan yang secara mpral adalah netral dan tidak dapat disalahkan. Akan tetapi, dalam pengertian modern, istilah ini secara mpral tidak netral : karena biasanya mengacu pada tindakan membedakan seseorang dari orang lain bukan berdasarkan keunggulan yang dimiliki, namun berdasarkan prasangka atau berdasarkan sikap-sikap yang secara moral tercela. Diskriminasi dalam ketenagakerjaan melibatkan tiga elemen dasar. Pertama, keputusan yang merugikan seorang pegawai atau lebih. Kedua, keputusan yang sepenuhnya (atau sebagian) diambil berdasarkan prasangka rasial atau seksual, stereotipe yang salah, atau sikap lain yang secara moral tidak benar terhasap anggota kelompok tertentu dimana pegawai tersebut berasal. Ketiga, keputusan (atau serangkaian keputusan) yang memilki pengaruh negatif atau merugikan pada kepentingan-kepentingan pegawai, mungkin mengakibatkan mereka kehilangan pekerjaan, kesempatan memperoleh kenaikan pangkat, atau gaji yang lebih baik.
Bentuk – bentuk diskriminasi : aspek kesengajaan dan aspek institusional
Satu kerangka kerja yang bermanfaat untuk menganalisis berbagai bentuk diskriminasi dapat dibuat dengan membedakan tingkat dimana tindakan diskriminasi dilakukan secara sengaja dan terpisah (atau tidak terinstitusionalisasikan) dan tingkat dimana tindakan tersebut terjadi secara tidak sengaja dan terinstitusionalisasikan. Pertama tindakan diskriminasi mungkin merupakan bagian dari perilaku terpisah dengan seseorang yang dengan sengaja dan sadar melakukan diskriminasi karena adanya prasangka pribadi. Kedua, tindakan diskriminasi mungkin merupakan bagian dari perilaku rutin dari sebuah kelompok yang terinstitusionalisasikan, yang dengan sengaja dan sadar melakukan diskriminasi berdasarkan prasangka pribadi para anggotanya. Ketiga, tindakan diskriminasi merupakan bagian dari perilaku yang terpisah dari seseorang yang secara tidak sengaja dan tidak sadar melakukan diskriminasi terhadap orang lain karena dia menerima dan melaksanakan praktik-praktik dan stereotipe tradisional dari masyarakatnya. Keempat, tindakan diskriminasi mungkin merupakan bagian dari rutinitas sistematis dari organisasi perusahaan atau kelompok yang secara tidak sengaja memasukkan prosedur-prosedur formal yang mendiskriminasikan kaum perempuan atau kelompok minoritas.
Tingkat diskriminasi
Ada tiga perbandingan yang bisa membuktikan distribusi yaitu :
1) Perbandingan atas keuntungan rata-rata yang diberikan institusi pada kelompok yang terdiskriminasi dengan keuntungan rata-rata yang diberikan pada kelompok lain.
2) Perbandingan atas proporsi kelompok terdiskriminasi yang terdapat dalam tingkat pekerjaan paling rendah dengan proporsi kelompok lain dalam tingkat yang sama.
3) Perbandingan proporsi dari anggota kelompok tersebut yang memegang jabatan lebih menguntungkan dengan proporsi kelompok lain dalam jabatan yang sama.
Diskriminasi : Utilitas, Hak, Keadilan
Utilitas : argumen utilitarian yang menentang diskriminasi rasial dan seksual didasarkan pada gagasan bahwa produktivitas masyarakat akan optimal jika pekerjaan diberikan dengan berdasarkan kompetensi (atau kebaikan).
Hak : argumen non – utilitarian yang menentang diskriminasi rasial dan seksual salah satunya menyatakan bahwa diskriminasi salah karena hal tersebut melanggar hak moral dasar manusia.
Keadilan : kelompok argumen non-utilitarian kedua melihat dikriminasi sebagai pelanggaran atas prinsip-prinsip keadilan.
Praktik diskriminasi
Apapun masalah yang terdapat dalam argumen-argumen yang menentang diskriminasi, tapi jelas bahwa ada alasan yang kuat untuk menyatakan bahwa diskriminasi adalah salah. Jadi, dapat dipahami bahwa peraturan hukum secara bertahapdiubah dan disesuaikan dengan pertimbangan moral tersebut, dan bahwa dalam berbagai cara muncul pengakuan atas terjadinya bentuk-bentuk diskriminasi terhadap tenaga kerja. Di antara tindakan-tindakan yang dinggap diskriminasi adalah sebagai berikut : Rekrutmen, Sceening (seleksi), kenaikan pangkat, kondisi pekerjaan dan PHK.
Tindakan Afirmatif
Semua kebijakan (tentang kesamaan memperoleh kesempatan) yang dibahas sejauh ini merupakan sarana untuk “membutakan” keputusan ketenagakerjaan terhadap aspek-aspek ras dan jenis kelamin. Semua kebijakan itu adalah negatif : semuanya bertujuan untuk mencegah diskriminasi lebih jauh.
Tindakan Afirmatif sebagai Kompensasi : Argumen-argumen yang mendukung tindakan afirmatif, sebagai salah satu bentuk kompensasi, didasarkan pada konsep keadilan kompensatif.
Tindakan Afirmatif sebagai Instrumen untuk mencapai tujuan sosial : rangkaian argumen kedua yang diajukan untuk mendukung program tindakan afirmatif didasarkan pada gagasan bahwa program-program tersebut secara moral merupakan instrumen yang sah untuk mencapai tujuan-tujuan yang secara moral juga sah. Contohnya, kaum utilitarian mengklaim bahwa program tindakan afirnatif dibenarkan karena mendukung atau mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Penerapan tindakan afirmatif dan penanganan keberagaman : para pendukung tindakan afirmatif menyatakan bahwa kriteria lain selain ras dan jenis kelamin perlu dipertimbangkan saat mengambil keputusan dalam program tindakan afirmatif. Pertama, jika hanya kriteria ras dan jenis kelamin yang digunakan, hal ini akan mengarahkan pada perekrutan pegawai yang tidak berkualifikasi dan mungkin akan menurunkan produktivitas. Kedua, banyak pekerjaan yang memiliki pengaruh-pengaruh penting pada kehidupan orang lain. Ketiga, para penentang menyatakan bahwa program tindakan afirmatif, jika dilanjutkan akan membuat negara kita menjadi negara yang lebih diskriminasi.

ETIKA BISNIS ISLAM

Salah satu kajian penting dalam Islam adalah persoalan etika bisnis. Pengertian etika adalah a code or set of principles which people live (kaedah atau seperangkat prinsip yang mengatur hidup manusia). Etika adalah bagian dari filsafat yang membahas secara rasional dan kritis tentang nilai, norma atau moralitas. Dengan demikian, moral berbeda dengan etika. Norma adalah suatu pranata dan nilai mengenai baik dan buruk, sedangkan etika adalah refleksi kritis dan penjelasan rasional mengapa sesuatu itu baik dan buruk. Menipu orang lain adalah buruk. Ini berada pada tataran moral, sedangkan kajian kritis dan rasional mengapa menipu itu buruk apa alasan pikirannya, merupakan lapangan etika. Salah satu kajian etika yang amat populer memasuki abad 21 di mellinium ketiga ini adalah etika bisnis.
Islam sumber nilai dan etika
Islam merupakan sumber nilai dan etika dalam segala aspek kehidupan manusia secara menyeluruh, termasuk wacana bisnis. Islam memiliki wawasan yang komprehensif tentang etika bisnis. Mulai dari prinsip dasar, pokok-pokok kerusakan dalam perdagangan, faktor-faktor produksi, tenaga kerja, modal organisasi, distribusi kekayaan, masalah upah, barang dan jasa, kualifikasi dalam bisnis, sampai kepada etika sosio ekonomik menyangkut hak milik dan hubungan sosial.
Aktivitas bisnis merupakan bagian integral dari wacana ekonomi. Sistem ekonomi Islam berangkat dari kesadaran tentang etika, sedangkan sistem ekonomi lain, seperti kapitalisme dan sosialisme, cendrung mengabaikan etika sehingga aspek nilai tidak begitu tampak dalam bangunan kedua sistem ekonomi tersebut.
Al-Qur’an sangat banyak mendorong manusia untuk melakukan bisnis. (Qs. 62:10,). Al-Qur’an memberi pentunjuk agar dalam bisnis tercipta hubungan yang harmonis, saling ridha, tidak ada unsur eksploitasi (QS. 4: 29) dan bebas dari kecurigaan atau penipuan, seperti keharusan membuat administrasi transaksi kredit (QS. 2: 282). Syed Nawab Haidar Naqvi, dalam buku “Etika dan Ilmu Ekonomi: Suatu Sistesis Islami”, memaparkan empat aksioma etika ekonomi, yaitu, tauhid, keseimbangan (keadilan), kebebasan, tanggung jawab. Tauhid, merupakan wacana teologis yang mendasari segala aktivitas manusia, Keseimbangan berarti tidak berlebihan (ekstrim) dalam mengejar keuntungan ekonomi, Kebebasan, berarti, bahwa manusia sebagai individu dan kolektivitas, punya kebebasan penuh untuk melakukan aktivitas bisnis, Pertanggungjawaban, berarti, bahwa manusia sebagai pelaku bisnis, mempunyai tanggung jawab moral kepada Tuhan atas perilaku bisnis. Menarik untuk di soroti adalah bagaimana dan adakah konsep Islam menawarkan etika bisnis bagi pendorong bangkitnya roda ekonomi. Filosofi dasar yang menjadi catatan penting bagi bisnis Islami adalah bahwa, dalam setiap gerak langkah kehidupan manusia adalah konsepi hubungan manusia dengan mansuia, lingkungannya serta manusai dengan Tuhan (Hablum minallah dan hablum minannas). Dengan kata lain bisnis dalam Islam tidak semata mata merupakan manifestasi hubungan sesama manusia yang bersifat pragmatis, akan tetapi lebih jauh adalah manifestasi dari ibadah secara total kepada sang Pencipta.


Dalam ekonomi Islam, bisnis dan etika tidak harus dipandang sebagai dua hal yang bertentangan, sebab, bisnis yang merupakan symbol dari urusan duniawi juga dianggap sebagai bagian integral dari hal-hal yang bersifat investasi akherat. Artinya, jika oreientasi bisnis dan upaya investasi akhirat (diniatkan sebagai ibadah dan merupakan totalitas kepatuhan kepada Tuhan), maka bisnis dengan sendirinya harus sejalan dengan kaidah-kaidah moral yang berlandaskan keimanan kepada akhirat. Bahkan dalam Islam, pengertian bisnis itu sendiri tidak dibatasi urusan dunia, tetapi mencakup pula seluruh kegiatan kita didunia yang “dibisniskan” (diniatkan sebagai ibadah) untuk meraih keuntungan atau pahala akhirat. Stetemen ini secara tegas di sebut dalam salah satu ayat Al-Qur’an. Wahai Orang-orang yang beriman, sukakah kamu aku tunjukkan pada suatu perniagaan (bisnis) yang dapat menyelamatkan kamu dari adzab pedih ? yaitu beriman kepada allah & Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan jiwa dan hartamu, itulah yang lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.
Logika Ibn Arabi itu, setidaknya mendapatkan penguatan baik dari hadits maupun duinia ekonomi, sebagaimana Nabi SAW bersabda :
Barangsiapa yang menginginkan dunia, maka hendaknya dia berilmu, dan barangsiapa yang menginginkan akhirat maka hendaknya dia berilmu, dan barangsiapa yang menghendaki keduanya maka hendaknya dia berilmu.”
Pernyataan Nabi tersebut mengisaratkan dan mengafirmasikan bahwa dismping persoalan etika yang menjadi tumpuan kesuksesan dalam bisnis juga ada faktor lain yang tidak kalah pentingnya, yaitu skill dan pengetahuantentang etika itu sendiri. Gagal mengetahui pengetahuan tentang etika maupun prosedur bisnis yang benar secara Islam maka akan gagal memperoleh tujuan. Jika ilmu yang dibangun untuk mendapat kebehagiaan akhirat juga harus berbasis etika, maka dengan sendirinya ilmu yang dibangun untuk duniapun harus berbasis etika. Ilmu dan etika yang dimiliki oleh sipapun dalam melakukakan aktifitas apapun ( termasuk bisnis) maka ia akan mendapatkan kebahagian dunia dan akhirat sekaligus.
dalam kehidupan ini setiap manusia memang seringkali mengalami ketegangan atau dilema etis antara harus memilih keputusan etis dan keputusan bisnis sempit semata sesuai dengan lingkup dan peran tanggung jawabnya, tetapi jika kita percaya Sabda Nabi SAW, maka percayalah, jika kita memilih keputusan etis maka pada hakikatnya kita juga sedang meraih bisnis.

Jumat, 02 Januari 2009

Insiden Pelemparan Sepatu ke Bush

Insiden pelemparan sepatu oleh salah seorang wartawan televisi Irak ke Presiden AS, George W Bush dalam jumpa pers di Baghdad Minggu (14/12) sangat mengejutkan dunia dan menjadi pembicaraan di media cetak maupun media elektronik,sang wartawan TV itu, Muntadhar al-zaidi masih ditahan di Kantor PM Irak dengan tuduhan “aksibarbar”. Aksi yang dilakukan Muntadhar telah mengobati hati rakyat Irak yang terluka.
Presiden AS George Bush benar-benar apes saat menggelar jumpa pers bersama Perdana Menteri (PM) Irak Nuri Al Maliki, dia dilempari sepatu oleh wartawan itu,Bush dilempari hanya satu detik setelah mengucapkan “khairan katsiera” yang berarti terima kasih. Kasus pelemparan sepatu ini terjadi dua kali, “ini dari para janda, anak yatim dan orang-orang yang tewas di Irak”, ujar Muntahar saat melempar sepatu ke arah Bush.
Reaksi Rakyat Irak sebenarnya beragam,ada yang mengutuk,namun banyak yang mendukung, sementara pemerintah Irak mengutuk aksi itu dan menuntut permintaan maaf dari stasiun televise Al-Baghdadia, tempat Muntadhar bekerja, karena itu bisa memperburuk reputasi wartawan Irak,apabila kita lihat dari sudut pandang etis, ini merupakan perbuataan yang sangat tidak terpuji, apalagi pelemparan ini dilakukan dengan sengaja, namun disisi lain kasus pelemparan sepatu ini sangatlah wajar bagi Rakyat Irak.
Mengingat Negara adi kuasa telah menimbulkan berbagai masalah di belahan dunia, dan telah menelan korban, apalagi alasan Negara adi kuasa menyerang Irak adalah mencari Bom Nuklir yang di sembunyikan selama ini,namun saya bangga dengan Muntadhar,dia telah membalas rasa sakit hati rakyat Irak, walaupun tindakan yang dilakukan nya konyol, namun Rakyat Irak pasti puas dengan apa yang dilakukan Muntadhar,semoga para generasi selanjutnya menjadi orang-orang yang pemberani seperti apa yang di lakukan Muntadhar.

Rabu, 17 Desember 2008

CONTOH UTILITARIAN BAB II

KFC merupakan perusahaan yang memproduksi makanan,terutama ayam yang telah di beri berbagai bumbu sehingga memiliki khas tersendiri,perusahaan KFC saat ini telah berkembang di banyak Negara dengan keuntungan yang sangat besar,namun keuntungan yang diperoleh akan meningkatkan pajak terhadap perusahaan tersebut,maka di sinilah metode Utilitarian digunakan oleh perusahaan tersebut,dimana pajak dibeban kan kepada konsumen,dengan begitu perusahaan tidak terlalu berat dalam membayar pajak.

BAB III SISTEM BISNIS

Perekonomian Amerika selama dekade-dekade terakhir abad ke-20 mengalami sejumlah guncangan berat,sebagian karena menurunnya kemampuan bersaing dengan Negara-negara lain dalam pasar-pasar penting. Dampak yang terjadi termasuk penurunan produktivitas (misalnya dalam industry tekstil,mobil dan baja), angka pengangguran yang tinggi, kenaikan persaingan internasional (khususnya dari jepang), deficit perdagangan , resesi ekonomi (awal tahun 1980-an dan awal tahun 1990-an), dan tingkat kemiskinan yang masih tinggi. Saat pergantian abad,Negara-negara asing menjadi semakin dominan dalam beberapa segmen industry teknologi tinggi dan informasi yang sebelumnya dipelopori Amerika. Tantangan – tantangan terhadap perekonomian internasional Amerika memunculkan perdebatan nasional tentang kebutuhan akan “kebijakan industri baru” yang mampu memperkuat industri domestik agar dapat bersaing dengan baik di luar negeri.
Kontroversi seputar “kebijakan industry” hanyalah salah satu dari episode besar perdebatan system bisnis Amerika yang telah berlangsung selama berabad-abad : apakah pemerintah perlu mengatur dan mengoordinasi aktivita s- aktivitas usaha bisnis, atau apakah usaha bisnis bebas mengusahakan kepentingan mereka sendiri dalam pasar yang tidak teregulasi? Apakah system bisnis seharusnya menjadi system ekonomi “terencana”, atau ekonomi” pasar bebas?argumen-argumen yang diajukan Marshall dan Anderson merupakan dua pandangan yang berbeda. Yang satu mengatakan bahwa system pasar yang tak teregulasi adalah detektif karena tidak mampu menangani masalah-masalah resesi, inflasi, perdagangan dan persaingan yang bebas dan terbuka, masalah lingkungan, kesamaan kesempatan, kemiskinan, kebutuhan untuk melakukan penelitian dan inovasi jangka panjang, dan menjamin keamanan nasional. Yang satunya lagi mengatakan bahwa pasar teregulasi adalah detektif karena melanggar hak atas kebebasan dan mendorong alokasi sumber daya yang tidak efisien.
IDEOLOGI
Menganalisis argument-argumen pasar bebas dan pemerintah berarti kita menganalisis apa yang disebut oleh para sosiologi sebagai ideology. Ideology adalah sebuah system keyakinan normative yang dimiliki para anggota kelompok social tertentu. Ideology mengekspresikan tanggapan kelompok tersebut pada pertanyaan tentang sifat manusia, tujuan dasar institusi social, bagaimana masyarakat menjalankan fungsinya dan nilai-nilai yang harus dilindungi masyarakat, jadi. Ideology bisnis adalah system keyakinan oleh kelompok-kelompok bisnis tertentu, misalnya para manajer.
Arti penting analisis ideology bisnis ini cukup jelas, ideology bisnis seseorang kerap kali menentukan keputusan bisnis yang dibuatnya; melalui keputusan ini, ideology memengaruhi perilakunya.
SISTEM PASAR DAN SISTEM PERINTAH
Pasar bertujuan menyelesaikan masalah-masalah ekonomi dasar apa yang dihadapi semua masyarakat : mengoordinasi berbagai aktivitas ekonomi dari para anggota masyarakat. Siapa yang akan memproduksi barang apa untuk siapa? Masyarakat modern menyelesaikan masalah ini dengan dua cara: menggunakan system perintah atau system pasar.
Dalam system perintah, satu otoritas membuat keputusan tentang apa yang akan di produksi, dan siapa yang akan mendapatkannya, sedangkan system pasar ,di dalam system pasar, semua perusahaan – yang masing-masing dimiliki oleh individu yang berbeda dan mencari keuntungan dengan cara yang berbeda – membuat keputusan atas apa yang akan mereka produksi dan bagaimana memproduksinya.
PASAR BEBAS DAN HAK JOHN LOCKE
Salah satu pernyataan yang mendukung system pasar tak teregulasi adalah manusia memiliki “hak-hak alami” tertentu yang hanya dapat dipertahankan melalui system pasar bebas. Dua hak alami yang dilindungi system pasar bebas adalah hak atas kebebasan dan hak atas property pribadi. Pasar bebas di anggap mampu melindungi hak atas kebebasan sejauh memungkinkan masing-masing individu untuk mempertukarkan barang-barang mereka secara sukarela dan bebas dari paksaan pemerintah. Pasar bebas dianggap mampu melindungi hak atas property pribadi sejauh masing-masing individu bebas memutuskan apa yang akan dilakukan dengan apa yang dimilikinya tanpa intervensi pemerintah.
KRITIK ATAS HAK LOCKE
Para kritikus atas pandangan locke tentang pasar bebas memfokuskan argument mereka pada empat kelemahan utama pandangan Locke : (a) asumsi bahwa individu memiliki “hak alami”, (b) konflik antara hak negative dan hak positif, (c) konflik antara hak menurut Locke dengan prinsip-prinsip keadilan, dan (d) asumsi individualistic yang dibuat Locke serta konfliknya dengan kewajiban untuk memberikan perhatian.
UTILITAS PASAR BEBAS : ADAM SMITH
Pendukung kedua system pasar tak teregulasi adalah argumen utilitarian yang menyatakan bahwa pasar tak teregulasi dan property pribadi akan menghasilkan keuntungan yang lebih besar dari peraturan apapun yang berdiberlakukan. Dalam system pasar bebas dan property pribadi, para pembeli berusaha mencari apa yang meraka inginkan dengan harga paling murah. Jadi, system ini akan membayar bisnis swasta untuk memproduksi dan menjual apa yang diinginkan konsumen dan dengan harga serendah mungkin.
KRITIK TERHADAP ADAM SMITH
Para kritikus argument utilitarian Adam Smith tentang pasar bebas dan property pribadi menyatakan pendapat mereka dalam berbagai cara. Kritik paling umum adalh argument utilitarian tersebut didasarkan pada asumsi-asumsi yang tidak realistis.
UTILITAS SURVIVAL OF THE FITTEST : DARWINISME SOSIAL
Para pendukung Darwin abad ke-19 menambahkan warna baru bagi justifikasi utilitarian atas pasar bebas dengan menyatakan bahwa pasar bebas memberikan akibat-akibatmenguntungkan lebih dari yang ditunjukka oleh Adam Smith. Mereka menyatakan bahwa persaingan menciptakan perkembangan manusia. Factor-faktor lingkungan yang menciptakan survival of the fittest ini adalah tekanan kompetitif dalam dunia binatang.
KRITIK MARX
Karl Marx (1818-1883) tidak diragukan lagi merupakan kritikus paling keras dan paling berpengaruh terhadap kesenjangan yang diperkirakan, terbentuk dari system property pribadi dan pasar bebas. Menurut Marx, system kapitalis hanya memberikan dua sumber penghasilan : menjual hasil kerja dan kepemilikan atas sarana-sarana produksi, karena para pekerja tidak mampu menjual tenaga mereka pada pemilik saran produksi dan memperoleh upah.
PENGASINGAN
Kondisi kehidupan yang diciptakan kapitalisme pada kaum pekerja oleh Marx di perbandingkan dengan pandangannya tentang bagaimana seharusnya manusia hidup. Marx menyatakan bahwa manusia harus mampu mewujudkan sifat mereka dengan mengembangkan potensi ekspresi diri secara bebas dan memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka.
FUNGSI PEMERINTAH
Fungsi pemerintah sesungguhnya seperti dalam sejarah,menurut Marx adalah melindungi kepentingan-kepentingan kelas penguasa. Mungkin orang-orang memiliki keyakinan bahwa pemerintah ada untuk melindungi kebebasan dan keadilan dan menjalankan kekuasaan menurut perjanjian, namun kenyataannya, keyakinan semacam ini hanyalah mitos ideologis yang menyembunyikan realita kekuasaan kaum kaya yang mengendalikan proses politik.
KESIMPULAN : EKONOMI CAMPURAN
Perdebatan antara pihak-pihak yang menentang dan mendukung pasar bebas, intervensi pemerintah, dan kepemilikan pribadi masih terus berlangsung, pada kenyataannya, perdebatan tersebut juga dipicu oleh peristiwa-peristiwa yang terjadi di dunia, khususnya runtuhnya sejumlah pemerintahan komunis seperti bekas Negara Uni Soviet dan munculnya pihak menyatakan bahwa pesaing tangguh dari Negara-negara Asia seperti Jepang.
Pada dasarnya, ekonomi campuran mempertahankan system pasar dan kepemilikan pribadi namun sekaligus bergantung pada kebijakan pemerintah untuk mengatasi kekurangan-kekurangannya.

Rabu, 03 Desember 2008

ETIKA BISNIS

ETIKA BISNIS BAB I
Etika merupakan ilmu yang mendalami standar moral perorangan dan standar moral masyarakat dengan pernyataan baik atau buruk.namun istilah etika menurut kamus memiliki beragam makna yang berbeda,missal nya etika adalah “kajian moralitas”,meskipun etika berkaitan dengan moralitas,namun tidak sama persis dengan moralitas,etika adalah semacam penelaah—baik aktivitas penelaahan maupun hasil-hasil penelaahan itu sendiri—sedangkan moralitas subjek.
Lalu apa moralitas itu? Moralitas yaitu pedoman yang dimilki individu atau kelompok mengenai apa itu benar dan salah,atau baik dan jahat,untuk memperjelas apa maksud dari definisi tersebut,kita dapat melihat kasus konkret,yaitu kasus B.F Goodrik,pemanufaktur komponen kendaraan pesawat terbang, memenangkan kontrak militer untuk mendesain, menguji dan memproduksi rem pesawat A7D,Kermit Vandivier seorang karyawan Goodrik, mendapatkan tugas untuk bekerja sama dengan para insinyur Goodrik untuk membuat laporan tentang tes rem tersebut,namun sayang,ketika rem kecil di uji linings pada permukaan rotor berulang kali “terhapus” sebab” tidak terdapat luas permukaan yang mencukupi untuk menghentikan pesawat sehingga menyebabkan panas yang berlebihan dan merusak lining,namun jika Kermit menolak ambil bagian dalam penipuan A7D,Kermit harus mundur atau dipecat.
Ciri-ciri yang membedakan standar yang moral dan yang bukan moral yaitu standar moral berkaitan dengan persoalan yang kita anggap akan merugikan secara serius,standar moral ditetapkan atau di ubah oleh keputusan dewan otoriatif tertentu,harus lebih di utamakan daripada nilai termasuk kepentingan diri,terus standar moral berdasarkan pada pertimbangan yang tidak memihak dan diasosiasikan dengan emosi tertentu dan kosa kata tertentu.
Namun,apakah standar moral diterapkan pada korporasi atau hanya pada individu? Organisasi korporasi memunculkan problem-problem besar bagi siapa pun yang berusaha menerapkan standar moral pada aktuivitas bisnis,sebagai contoh,kita dapat melihat kasus,dimana sebuah pengadilan AS menuduh E.F Hutton Corporation melakukan penipuan yang sempurna di mana karyawan menulis perhitungan yang melebihi catatan bank,Kritikus kemudian mengklaim bahwa seharusnya pengadilan menuduh manajer E.F Hutton per individu,bukan korporasi,karena korporasi tidak melakukan kejahatan,melainkan oranglah yang melakukan kejahatan.
Berbicara mengenai perusahaan multinasional dan etika bisnis,sebagian besar korporasi masa kini merupakan perusahaan multi—nasional ,dengan kehadirannya di seluruh dunia,korporasi multinasional cenderung menjadi sangat besar : mengambil modal,bahan mentah dan kerja dari manapun di dunia yang mura,ahli dan mencukupi; dan menggabungkan serta memasarkan produk mereka di Negara mana pun yang menawarkan keuntungan usaha dan pasar terbuka.
Tapi apakah standar moral yang sama diterapkan untuk perusahaan multinasional disemua tempat ? perusahaan atau pebisnis yang beroperasi di berbagai Negara yang berbeda dan yang menemui masyarakat dengan beragam standar moral diberi nasihat oleh teori relativisme etis: dalam penalaran moral seseorang,dia harus selalu mengikuti standar moral yang berlaku dalam masyarakat mana pun dimana dia berada,dengan demikian,karena standar moral berbeda dank arena tidak ada criteria lain tentang benar dan salah,yang terbaik yang dapat dilakukan adalah mengikuti pepatah kuno:”ketika berada di Roma,lakukanlah seperti yang dilakukan orang Roma”.
Technology dan etika bisnis terdiri atas metode,proses,dan alat yang ditemukan manusia untuk memanipulasi lingkungan mereka,bukan pertama kalinya bahwa teknologi baru mempunyai dampak revolusioner terhadap bisnis dan masyarakat ,beberapa tahun yang lalu,selama masa yang disebut Revolusi Agrikultur,manusia mengembangkan teknologi pertanian yang memungkinkan mereka berhenti mengandalkan perburuan dan keuntungan berburu.
Ada beberapa tahap dan level yang dikaitkan teori Kohlberg yang membantu kita memahami bagaimana kapasitas moral kita berkembang dan memperlihatkan bagaimana kita menjadi lebih berpengalaman dan kritis dalam menggunakan dan memahami standar moral yang kita punya,namun teori Kohlberg mendapat berbagai kritik,yang pertama dikritik karena mengklaim bahwa tahap-tahap yang lebih tinggi secara moral lebih di utamakan daripada tahap-tahap yang lebih rendah,dan masih banyak kritikan lainnya.
Penalaran moral mengacu pada proses penalaran dimana perilaku,institusi atau kebijakan dinilai sesuia atau melanggar standar moral,penalaran moral selalu melibatkan dua komponen mendasar (a) pemahaman tentang yang dituntut,dilarang ,dinilai atau disalahkan oleh standar moral yang masuk akal,dan (b) bukti atau informasi yang menunjukkan bahwa orang,kebijakan,institusi,atau perilaku tertentu mempunyai ciri-ciri standar moral yang menuntut,melarang,menilai atau menyalahkan.

ETIKA BISNIS BAB II
Ulitaliarisme merupakan keuntungan social dan menimbang biaya dimana kita dapat melihat sebuah kasus manajer Caltex membuat keputusan moral dan pendekatan, dimana pendekatan merupakan pertimbangan dasar dalam membuat sebuah keputusan bisnis yang memiliki pengaruh dramatis pada kehidupan banyak orang, sebagai contoh perusahaan Caltex memproduksi sebuah mobil pinto, dimana model desain pinto mengharuskan pemasangan tangki bensin dibelakang garden. Saat model pinto di uji mengalami tabrakan, ditemukan bahwa saat ditabrak dari belakang dengan kecepatan 20 mil atau lebih,tangki bahan bakar mengalami pecah dan bensinnya masuk keruang penumpang, sehingga dalam tabrakan sesungguhnya akan muncul percikan api dan kemudian akan membakar penumpang yang terjebak didalamnya, manajer Caltex akhirnya menambah karet di sekeliling tangki untuk melindungi tangki,namun biaya penambahan karet dibebankan pada konsumen,
Secara singkat,prinsip utilitarian menyatakan bahwa : “ suatu tindakan dianggap benar dari sudut pandang etis jika dan hanya jika jumlah total utilitas yang dihasilkan dari tindakan tersebut lebih besar dari jumlah utilitas yang dihasilkan oleh tindakan lain yang dapat dilakukan”.
Satu rangkaian masalah dalam kaitan dengan utilitarianisme terfokus pada hambatan-hambatan yang dihadapi saat menilai atau mengukur utilitas,jumlah biaya dan keuntungan tertentu tampak sangat sulit dinilai,banyak keuntungan dan biaya dari suatu tindakan tidak dapat diprediksi dengan baik,sampai saat ini masih belum jelas apa yang bisa dihitung sebagai keuntungan dan apa yang bisa dihitung sebagai biaya, para pendukung utilitarianisme memberikan sejumlah tanggapan untuk menghadapi keberatan-keberatan yang muncul,kaum utilitarian menyatakan bahwa, meskipun ulititarianisme idealnya mensyaratkan penilaian-penilaian yang akurat dan dapat dikuantifikasikan atas biaya dan keuntungan,kaum utilitarian juga menunjukkan pada sejumlah criteria akal sehat yang dapat digunakan untuk menentukan nilai relative yang perlu diberikan pada berbagai kategori barang.
Tanggapan utilitarian terhadap hak dan keadilan yaitu adanya tindakan tertentu yang secara moral dibenarkan meskipun pada kenyataannya tidak adil dan melanggar hak-hak orang lain.
Setiap individu memiliki hak dan kewajiban,seperti yang dilakukan perusahaan Microsoft yang menguasai tujuh puluh ribu saham,sehingga perusahaan tersebut memiliki hak atas perusahaan,namun amerika serikat menyatakan hal tersebut pelanggaran atau adanya tingkat penekanan terhadap pihak lain.
Secara umum hak adalah klaim atau kepemilikan individu atau sesuatu,seseorang dikatakan memilki hak jika dia memiliki klaim untuk melakukan tindakan dalam suatu cara tertentu atau jika orang lain berkewajiban melakukan tindakan dalam suatu cara tertentu kepadanya.
Hak dan kewajiban kontraktual adalah hak terbatas dan kewajiaban korelatif yang muncul saat seseorang membuat perjanjian dengan orang lain, “contohnya,jika saya setuju untuk melakukan sesuatu bagi anda, maka anda berhak atas apa yang saya lakukan”.
Egalitarian yaitu menyakini bahwa tidak ada perbedaan yang relevan diantara semua orang bisa dipakai sebagai pembenaran atas perlakuan yang tidak adil,menurut pandangan egalitarian dapat dirumuskan sebagai berikut : “semua orang harus memperoleh bagian keuntungan dan beban masyarakat atau kelompok dalam jumlah yang sama”.
Etika memberi perhatian yang dilakukan seorang manajer perusahaan tekstil terhdap karyawannya pada saat perusahaan tersebut kehilangan asset tetapi perusahaan tetap membayar gaji karyawan,hal ini merupakan benar menurut moral,tetapi salah menurut utilitas
Memadukan utilitas,hak,keadilan dan perhatian meruapakan penilaian moral kita sebagian yang didasarkan pada standar-standar yang menunjukkan bagaimana individu harus diperlakukan atau dihargai,jenis standar moral ini wajib kita gunakan bila tindakan dan kebijakan yang akan kita ambil sangat berpengaruh pada kesejahteraan dan kebebasan.
Moralitas dalam konteks internasional dijalankan di Negara-negara yang peraturan hokum,adat kebiasaan,tingkat perkembangan,dan pemahaman budayanya kadang sangat berbeda dengan Negara asal ,perbedaan ini,menurut kami bukan merupakan pembenaran yang memadai bagi teori relativisme etis.

Jumat, 21 November 2008

OPINI MENGENAI PUNGLI DI DINAS PENDIDIKAN ACEH

Pungli yang terjadi di Dinas Pendidikan Aceh beberapa hari yang lalu yang melibatkan oknum instansi (PPTK) tersebut dengan kontraktor pemenang tender merupakan indikasi bahwa masih ada petugas pemerintah yang baru melayani setelah diberikan sesuatu dan perbuatan tersebut sangat memalukan,seharus nya instansi pemerintah tersebut mampu menjalankan pekerjaan nya dengan baik,apa dengan gaji yang telah di berikan oleh pemerintah tidak cukup,sehingga melakukan pungli.

Menurut pengakuan rekanan pemenang tender mengatakan “jika mereka tidak memberikan upeti atau pungli kepada oknum panitia tender,maka SPK dan kontrak kerja sangat lambat dikeluarkan PPTK”,tapi jika diberi uang pada hari itu juga SPK dan kontrak kerja proyek bias langsung ditandatangani dan diambil.

Namun instansi tersebut melalui sekretaris Dinas Pendidikan aceh,Rajab Marwan,membantah tuduhan itu,tidak ada pungli dalam proses penerbitan SPK dan kontrak kerja proyek,rajab juga mengatakan kalau pun ada yang memberikan uang,itu merupakan uang terima kasih yang diberikan rekanan dengan iklas atas pelayanan cepat yang telah diberikan PPTK,selaen itu uang yang dimaksudkan untuk mengganti uang foto copy.

Sampai diterbitkan berita ini pada tanggal jumat 14 November 2008,pak gubernur angkat bicara,beliau mengatakan akan menindak lanjuti dugaan pungli di lingkungan Dinas Pendidikan,namun saya sependapat dengan pak gubernur,semua itu masih bersifat dugaan,sehingga perlu dilakukan penyelidikan yang mendalam.

Kita harus menjunjung tinggi asas praduga tidak bersalah,siapa tahu itu benar biaya foto copy dan selebihnya di berikan Cuma-cuma,toh uang yang didapatkan pemenang tender setelah menyelesaikan proyek lebih besar,tapi apabila setelah di selidiki ternyata pungli tersebut benar ada nya maka harus ditindak sesuai hukum yang berlaku.

Kesimpulan dari opini saya adalah bahwa pungli yang terjadi di Dinas Pendidikan melanggar etika dan moral,sehingga kegiataan macam tersebut tidak patut di contoh.

Solusi semua itu kembali kepada kita masing-masing,karena hanya kita sendiri yang dapat merubah itu semua,kita harus menyadari bahwa kegiatan tersebut dapat merugikan kepentingan orang lain.