Jumat, 21 November 2008

OPINI MENGENAI PUNGLI DI DINAS PENDIDIKAN ACEH

Pungli yang terjadi di Dinas Pendidikan Aceh beberapa hari yang lalu yang melibatkan oknum instansi (PPTK) tersebut dengan kontraktor pemenang tender merupakan indikasi bahwa masih ada petugas pemerintah yang baru melayani setelah diberikan sesuatu dan perbuatan tersebut sangat memalukan,seharus nya instansi pemerintah tersebut mampu menjalankan pekerjaan nya dengan baik,apa dengan gaji yang telah di berikan oleh pemerintah tidak cukup,sehingga melakukan pungli.

Menurut pengakuan rekanan pemenang tender mengatakan “jika mereka tidak memberikan upeti atau pungli kepada oknum panitia tender,maka SPK dan kontrak kerja sangat lambat dikeluarkan PPTK”,tapi jika diberi uang pada hari itu juga SPK dan kontrak kerja proyek bias langsung ditandatangani dan diambil.

Namun instansi tersebut melalui sekretaris Dinas Pendidikan aceh,Rajab Marwan,membantah tuduhan itu,tidak ada pungli dalam proses penerbitan SPK dan kontrak kerja proyek,rajab juga mengatakan kalau pun ada yang memberikan uang,itu merupakan uang terima kasih yang diberikan rekanan dengan iklas atas pelayanan cepat yang telah diberikan PPTK,selaen itu uang yang dimaksudkan untuk mengganti uang foto copy.

Sampai diterbitkan berita ini pada tanggal jumat 14 November 2008,pak gubernur angkat bicara,beliau mengatakan akan menindak lanjuti dugaan pungli di lingkungan Dinas Pendidikan,namun saya sependapat dengan pak gubernur,semua itu masih bersifat dugaan,sehingga perlu dilakukan penyelidikan yang mendalam.

Kita harus menjunjung tinggi asas praduga tidak bersalah,siapa tahu itu benar biaya foto copy dan selebihnya di berikan Cuma-cuma,toh uang yang didapatkan pemenang tender setelah menyelesaikan proyek lebih besar,tapi apabila setelah di selidiki ternyata pungli tersebut benar ada nya maka harus ditindak sesuai hukum yang berlaku.

Kesimpulan dari opini saya adalah bahwa pungli yang terjadi di Dinas Pendidikan melanggar etika dan moral,sehingga kegiataan macam tersebut tidak patut di contoh.

Solusi semua itu kembali kepada kita masing-masing,karena hanya kita sendiri yang dapat merubah itu semua,kita harus menyadari bahwa kegiatan tersebut dapat merugikan kepentingan orang lain.

Tidak ada komentar: